About Me

My photo
"..no matter how hard you cry as long as you never give up.."

Wednesday, January 11, 2012

Biar Waktu Berbicara

     Memang benar ya kata orang, kalau lagi kuliah atau kerjaan numpuk aja pengen liburan, liburan kelamaan malah bosen. Pernah berharap nggak sih sehari sibuk sehari santai. Mungkin itu akan lebih baik. Hihihi.. Mau ngerjain tugas, masih ogah-ogahan sampai sekarang. Nggak ada semangat sama sekali. :( Setiap hari cuma berantem sama pikiran sendiri. Disuruh jangan mikirin dia tiap hari, eh, malah ngebantah. Raga boleh menyibukkan diri dengan berbagai kerjaan tapi pikiran kenapa sih harus mikirin dia terus? Hiks….. Biar kelar semuanya, hari ini nulis tentang dia aja deh.
     Dia? Siapa dia? Dia bukan siapa-siapa. Dia teman yang awalnya sangat biasa, humoris, baik, berpikiran dewasa, kepribadiannya agak keras, dan kalau lagi bercanda agak gila sih. Hehe.. Kenalan sama dia mungkin sudah lama banget tapi mulai akrab sepertinya baru tahun lalu. Sejak dia naksir salah satu ‘teman’. ‘Teman’? Ya, karena dengan sangat terpaksa harus menganggap dia teman. Kenapa begitunya nanti deh diceritain. Yang pasti aku senang banget akhirnya dia sadar dan sekarang nggak ngejar-ngejar ‘teman’ itu lagi, karena memang si ‘teman’ itu nggak pantas buat dia. Dia terlalu baik. Aku punya hobi yang sama dengan dia dan mungkin itu sebabnya kita sering ketemu, bahkan sering bikin janji main bareng.
     Kapan ya aku mulai sadar keseringan bertemu dan kecocokan itu lama-lama berubah menjadi suatu perasaan yang istimewa? Aku juga nggak tahu. Sudah coba me-review lagi kira-kira kapan mulai mengkhawatirkan dia, kapan tiba-tiba tersenyum sendiri kalau ingat dia. Semuanya sia-sia. Perasaan itu datang begitu tiba-tiba dan saat menghampirimu, ia takkan bilang apa-apa, membuatmu selalu penuh tanya. Semua kejadian-kejadian indah yang pernah terjadi bersamanya menjadi sesuatu yang indah yang tak dapat dilupakan walau dipaksa. Kehangatan yang diberikannya sangat nyaman. Masih teringat dengan jelas raut wajahnya, saat marah, diam, tertawa, sakit. Suatu saat aku lemah, dia begitu khawatir sampai-sampai satu yang kusesalkan, mengapa tidak menjawab teleponnya. Hiks… Setelah menyadari adanya perasaan itu, setiap hari sangat indah. Hanya dengan memikirkan hari-hari kemarin saja rasanya sangat menyenangkan.
     Keraguan ada di awal aku berusaha memastikan. Dia hanya seorang kakak bagiku dan aku takkan jatuh cinta padanya. Itu yang menjadi keyakinanku tadinya, tetapi kelihatannya semuanya salah. Aku yang salah menanggapi sikapnya atau...? Aku pun tak mengerti. Sekarang, dia tak lagi mengindahkanku. Tidak pernah lagi ngobrol atau sekedar bercanda. Kusadari caranya membalas obrolanku pun agak berbeda dari biasanya. Ataukah dia menyadari perasaanku dan karena tak memiliki perasaan yang sama makanya dia memilih tidak memberiku harapan? :( Lebih baik perasaanku bertepuk sebelah tangan dan tak pernah diketahuinya daripada dia harus nyuekin aku seperti ini. Dialah orang pertama yang membuat awal 2012 ini indah dengan “Happy New Year” pertama darinya. Dapatkah semuanya kembali seperti semula walau perasaan ini hanya dapat kusimpan di dalam ruang hatiku? Aku rela jika dapat mengembalikan semuanya seperti dulu. Sikapnya yang begitu hangat. Biar saja aku yang berkorban. Tak tahu harus bagaimana, hanya waktu yang menentukan.

No comments:

Post a Comment