About Me

My photo
"..no matter how hard you cry as long as you never give up.."

Tuesday, January 24, 2012

Belajar Mengenal Orang Lain

     Sedikit berbagi cerita nih tentang beberapa teman-teman yang baru dikenal. Sebuah perkenalan di awal bulan Oktober ataupun di akhir bulan September. Adik-adik angkatan 2011 yang kini tengah kuliah di ATPK (Akademi Teknologi Pulp dan Kertas). Cukup enerjik dan aktif, selalu bisa mendatangkan suasana yang nyaman. Hmm.. Suasana yang nyaman mungkin lebih bisa diartikan seperti suasana yang sudah lama sangat dirindukan. Suasana di kota asal, bahasa yang digunakan (bukan bahasa Indonesia tentunya.. Hehe...), dan sifat mereka sangat mencerminkan dari mana asal mereka. Ya, mereka berasal dari kota yang sama denganku, Medan. Siapa sih mereka sampai-sampai mampu menimbulkan rasa rindu dan rasa ingin mengobrol?

(dari kiri ke kanan) Fredyanto('94), Alex, Anthony('93), Fernando, Jonny, Dewi('93), Martono('93), Edy, dan Mariana('93). 
     Sebenarnya bukan hanya ada mereka. Masih ada Dhammala, Anton, Chandri, Jojo. Ada lagi nggak ya...? Hmm.. Meskipun tidak semuanya satu kota asal tapi mereka kompak banget. Mungkin dengan latar belakang selain satu kota asal, mereka juga satu kepercayaan dan sebagian besar hobby mereka sama. 
* Fredy dan Anthony adalah saudara yang kelihatannya sama-sama pendiam ataukah hanya di depan orang yang baru dikenal aja jadi pendiam? Hmm... Sudah lupa alasan sampai mereka berdua bisa memasuki kuliah di tahun yang sama.
* Martono, Jonny, dan Anthony ternyata jago nge-dance lho~ Sempat nonton video mereka yang dancing lagu Mr. Simple-nya SuJu nggak tahu di acara apa, cuma bisa mengomentari satu kata, TOP! Dua kata juga bisa, Like This!
* Mariana, Dewi, dan Dhammala, tiga gadis-gadis lucu yang bersuara emas. Kalau dibandingkan mereka, aku kalah jauh dalam hal bernyanyi. Hikz.. 
* Alex, Anton, dan Jojo lebih senior dibandingkan yang lainnya. Perkenalan dengan mereka adalah di tahun lalu. Senior yang baik hati dan mudah membaur dengan adik-adiknya. Hahaha..
* Chandri dan Edy sih jarang sekali mengobrol denganku. Oleh karena itulah, tidak banyak hal yang diketahui dari mereka berdua. 
* Eits, ada yang ketinggalan! Yang paling aktif, paling nggak bisa diam, paling gila, paling "chong he" (cerewet) diantara yang lainnya, Fernando a.k.a Acong/Achien. Bisa kenal anak-anak ATPK yang lain dengan akrab mungkin karena si Acong inilah. Sifatnya yang mudah menyesuaikan diri dengan orang lain mungkin yang telah membangkitkan sifat berani dalam diri sebagai senior tentunya untuk memulai relasi atau hubungan yang baik dengan orang lain.

     Jarak universitas kita cukup jauh, karena itulah kita jarang ketemu. Seminggu sekali bertemu di Vihara pun cukup jarang. Sekalinya bertemu, saling meledek dan bercanda. Satu hal yang pasti, Bahasa-lah yang membuat kita lebih dekat dan nyambung jika sedang mengobrol. Dari mereka, hal baru yang dapat dipelajari, "Mengenal orang-orang baru itu menyenangkan lho~ Jangan takut untuk memulai sesuatu yang berbuah baik!" Walaupun memang membuka diri itu sulit, apalagi orang-orang yang sifat dasarnya sulit membuka diri untuk mengenal orang lain. Itulah yang dinamakan proses Belajar.

Saturday, January 21, 2012

Bringing Happiness Home


     Sebuah cerita yang cukup mengharukan dimana seorang ayah harus membesarkan ketiga anaknya sendirian. Dikala buah hati telah dewasa dan memiliki kehidupannya masing-masing, akankah mereka ingat pada ayah? Atau mungkin ibu? Mungkin terlalu sibuknya anak-anak sehingga tidak bisa meluangkan sedikitpun waktu menemani ayah dan ibu yang kini tengah lemah di masa tua. Tidak pernah mau mengeluh walaupun anak-anak tidak mempunyai waktu berada di samping mereka. Itulah orang tua. Mereka tersenyum bahagia melihat kita bahagia dan sukses, selalu mendoakan masa depan kita, berusaha yang terbaik untuk kita. Tidak seharusnya dengan cara meninggalkan mereka, kita membalas.
   
     Sepenggal video ini mampu menjatuhkan air mata. Hari-hari menjelang tahun baru imlek. Masih sangat teringat bertahun-tahun lalu dimana setiap hari raya imlek, selalu bangun penuh semangat, mandi kemudian mengenakan pakaian baru. Pakaian baru setidaknya di hari pertama hari raya imlek dipercaya akan membawa rezeki untuk ke depannya. Pagi-pagi sekali telah terdengar musik dan lagu imlek. Masih begitu hangat terasa. Mengucapkan salam pertama kali pada papa dan mama, "Gong xi, papa! Gong xi, mama!" Begitu banyak keluarga akan berkumpul di hari itu, berbagi kebahagiaan bersama. Keluarga lainnya akan datang ke rumah di hari-hari selanjutnya.

     Kini tiga tahun sudah merayakan imlek di Bandung, tanpa suasana imlek yang sangat dirindukan. Awalnya tidak menjadi masalah karena telah biasa, namun video ini mampu menguak seluruh rasa rinduku pada mama, papa, kedua kakak perempuan, dan adik laki-lakiku. Tiga tahun bukanlah waktu yang singkat tapi terasa sangat cepat berlalu. Hanya bisa mengucapkan salam "gong xi" melalui telepon di pagi hari dan rasanya sangat berbeda dibanding mengucapkannya secara langsung. Membayangkan ada di rumah di saat itu sungguh menyenangkan. Andai aku punya sedikit saja keberanian layaknya anak-anak di dalam video tersebut, mungkin papa dan mama akan sangat bahagia. Akankah?

Monday, January 16, 2012

Percaya Ramalan Nggak?

     Ramalan itu bisa dipercaya nggak sih? Hmm...

     "Percaya akan ramalan yang baik, percaya bahwa ramalan yang buruk dapat menimbulkan motivasi diri untuk mengubahnya menjadi baik." Itu yang bisa ditanamkan dalam pikiran. Ramalan yang buruk sering kali membuat kita down sampai kita berhari-hari atau bahkan setiap saat memikirkannya. Bagaimana bila itu benar-benar terjadi? Apa yang harus dilakukan jika itu benar-benar terjadi? Akhirnya, stress sendiri. Untuk apa?

     Dua hari yang lalu, aku mendapat ramalan yang diperoleh dengan melihat garis tangan, muka, tahi lalat, serta kuku. Nggak tahu gimana cara lihatnya, ya percaya nggak percaya (ingat-ingat lupa juga sih.. Hehe...) :
1. Garis karir. Cukup memuaskan, cukup bagus. Lebih cocok kerja di bidang komunikasi dan disarankan mengarah ke bisnis. Teknik kimia dan bisnis sepertinya cukup bertolak belakang. Hahaha.. Di usia 50 tahun ke atas sudah pensiun.
2. Garis kesehatan. Berada di tengah-tengah. Nggak boleh terlalu capek karena gampang jatuh sakit. Ya, memang benar sih.
3. Garis pendidikan. Lebih bagus meneruskan S2. What? Tadinya sudah berniat setelah lulus S1 akan langsung kerja karena memang sudah salah jurusan. Lanjutnya, S2 ya ambil yang benar-benar diminati. Seperti garis karir tadi, mungkin ke bisnis atau bidang komunikasi lainnya. Hmm.. Ok, dan akhirnya harus dipikirkan lagi. Nilai terburuk ada di semester empat, yup! that's right! Hehehe.. Semester lima cukup memuaskan, semester enam, tujuh dan delapan harus kerja keras dan hasilnya cukup bagus.
4. Garis asmara. Akan menjalin hubungan sebanyak 12 kali. Yang pertama kurang dari sebulan, yang kedua dan ketiga berpotensi akan lama hubungannya, yang keempat bla bla bla... Yang kesembilan akan putus nyambung putus nyambung. Yang berpotensi jadi suami adalah yang ketujuh atau ke-12. Menikah di usia 25,26 atau 27 tahun. Lucu juga! Hahaha.. :)) Ya percaya nggak percaya lah.
5. Garis umur. Di awal kelihatan akan panjang umur, tetapi terjadi perubahan di akhir. Mungkin disebabkan pada waktu kecil suka membunuh binatang-binatang kecil. Ya nggak ingat juga sih. Waktu kecil, kalau ada semut kan langsung dipukul-pukul, karena benci sama kecoa jadinya ketemu kecoa langsung diinjak. X_x Hukum karma.
6. Garis anak. Diantara punya satu anak, tiga anak, atau empat anak. Dikarenakan kehamilan pertama cukup rentan, harus dijaga baik-baik kandungannya karena terlalu lemah. Mungkin itu yang menjadi pemikiran akan melahirkan anak kedua, ketiga, dan keempat atau tidak.
7. Kuku. Berhati-hatilah pada salah seorang teman di sekitar! Omongannya tidak bisa terlalu dipercaya. Siapa ya? Hmm..
8. Tahi lalat. Di dekat mata berarti tipe pemikir, mudah mengingat suatu keadaan fisik atau menilai sesuatu melalui penglihatan.
9. Muka. Termasuk tipe orang yang keras kepala, egois, apa lagi ya..hmm..? Mudah berkomunikasi dan cepat akrab dengan orang lain. Wah, baru tahu kalau egois juga termasuk.. :( padahal sudah berusaha melatih diri untuk lebih mementingkan orang lain daripada diri sendiri.
10. Tak tahu dilihat dari mana. Harus lebih dekat dengan papa-mama! Kamar kost harus diubah letak barang-barangnya supaya menambah semangat belajar! Benar juga sih. Semangat belajar turun akhir-akhir ini. =(

     Itulah beberapa yang diingat. Percaya sih percaya. Yang bagus bisa jadi penambah semangat, yang jelek bisa jadi bahan pikiran bagaimana supaya bisa diubah menjadi baik. Tetapi sepertinya tidak banyak yang jelek, ya pasti si peramal tidak ingin membuat down yang diramal. Haha.. Katanya sih, etika peramal. Oke diterima. Dapat masukan dari salah seorang teman, "Garis tangan punya arti masing-masing, coba kepalkan tanganmu, garis-garis itu akan tergenggam. Di luar daripada genggaman, itulah garis kuasa Tuhan." Like this deh! Satu jempol buat anda. ^^

Wednesday, January 11, 2012

Biar Waktu Berbicara

     Memang benar ya kata orang, kalau lagi kuliah atau kerjaan numpuk aja pengen liburan, liburan kelamaan malah bosen. Pernah berharap nggak sih sehari sibuk sehari santai. Mungkin itu akan lebih baik. Hihihi.. Mau ngerjain tugas, masih ogah-ogahan sampai sekarang. Nggak ada semangat sama sekali. :( Setiap hari cuma berantem sama pikiran sendiri. Disuruh jangan mikirin dia tiap hari, eh, malah ngebantah. Raga boleh menyibukkan diri dengan berbagai kerjaan tapi pikiran kenapa sih harus mikirin dia terus? Hiks….. Biar kelar semuanya, hari ini nulis tentang dia aja deh.
     Dia? Siapa dia? Dia bukan siapa-siapa. Dia teman yang awalnya sangat biasa, humoris, baik, berpikiran dewasa, kepribadiannya agak keras, dan kalau lagi bercanda agak gila sih. Hehe.. Kenalan sama dia mungkin sudah lama banget tapi mulai akrab sepertinya baru tahun lalu. Sejak dia naksir salah satu ‘teman’. ‘Teman’? Ya, karena dengan sangat terpaksa harus menganggap dia teman. Kenapa begitunya nanti deh diceritain. Yang pasti aku senang banget akhirnya dia sadar dan sekarang nggak ngejar-ngejar ‘teman’ itu lagi, karena memang si ‘teman’ itu nggak pantas buat dia. Dia terlalu baik. Aku punya hobi yang sama dengan dia dan mungkin itu sebabnya kita sering ketemu, bahkan sering bikin janji main bareng.
     Kapan ya aku mulai sadar keseringan bertemu dan kecocokan itu lama-lama berubah menjadi suatu perasaan yang istimewa? Aku juga nggak tahu. Sudah coba me-review lagi kira-kira kapan mulai mengkhawatirkan dia, kapan tiba-tiba tersenyum sendiri kalau ingat dia. Semuanya sia-sia. Perasaan itu datang begitu tiba-tiba dan saat menghampirimu, ia takkan bilang apa-apa, membuatmu selalu penuh tanya. Semua kejadian-kejadian indah yang pernah terjadi bersamanya menjadi sesuatu yang indah yang tak dapat dilupakan walau dipaksa. Kehangatan yang diberikannya sangat nyaman. Masih teringat dengan jelas raut wajahnya, saat marah, diam, tertawa, sakit. Suatu saat aku lemah, dia begitu khawatir sampai-sampai satu yang kusesalkan, mengapa tidak menjawab teleponnya. Hiks… Setelah menyadari adanya perasaan itu, setiap hari sangat indah. Hanya dengan memikirkan hari-hari kemarin saja rasanya sangat menyenangkan.
     Keraguan ada di awal aku berusaha memastikan. Dia hanya seorang kakak bagiku dan aku takkan jatuh cinta padanya. Itu yang menjadi keyakinanku tadinya, tetapi kelihatannya semuanya salah. Aku yang salah menanggapi sikapnya atau...? Aku pun tak mengerti. Sekarang, dia tak lagi mengindahkanku. Tidak pernah lagi ngobrol atau sekedar bercanda. Kusadari caranya membalas obrolanku pun agak berbeda dari biasanya. Ataukah dia menyadari perasaanku dan karena tak memiliki perasaan yang sama makanya dia memilih tidak memberiku harapan? :( Lebih baik perasaanku bertepuk sebelah tangan dan tak pernah diketahuinya daripada dia harus nyuekin aku seperti ini. Dialah orang pertama yang membuat awal 2012 ini indah dengan “Happy New Year” pertama darinya. Dapatkah semuanya kembali seperti semula walau perasaan ini hanya dapat kusimpan di dalam ruang hatiku? Aku rela jika dapat mengembalikan semuanya seperti dulu. Sikapnya yang begitu hangat. Biar saja aku yang berkorban. Tak tahu harus bagaimana, hanya waktu yang menentukan.

Friday, January 6, 2012

Awal 2012

     Tahun baru yang diawali dengan liburan yang membosankan. Semua rencana berlibur rasanya tidak akan terjadi. Delapan hari lagi liburan di Medan akan segera berakhir. Harus senangkah? Sedihkah? Marahkah? Hahaha… Semuanya hanya sia-sia. Ya sudahlah, toh nggak ada ruginya liburan hanya di rumah. Setidaknya bisa tidur, makan, nonton TV/DVD, internetan, pasang headphone sambil ajep-ajep (yo! Yo!). Haha.. Eh, tapi kayaknya nggak bisa sesantai itu deh. Mengingat masih ada tugas yang harus dikerjakan. Setumpuk literatur yang harus dibaca dan semuanya dalam bahasa Inggris yang sama sekali bukan keahlianku. Fiuh… Ok, nggak ada yang nggak bisa diselesaikan selama kamu masih berusaha. Ceile~ Mulai tanggal satu sudah berkeyakinan akan mengerjakan, hingga sekarang satu katapun belum terketikkan meski sudah satu paragraf dibaca. X_x Sekarang sih lagi semangat-semangatnya pengen ngerjain tapi begitu buka bacaannya, luntur deh segala semangat. Vocab hancur! T_T Minta bantuan google translater sepertinya cukup membantu tapi tetap harus dibagusin lagi kata-katanya. Yaa..setidaknya sedikit membantu. Semangat! =)
     Kenapa tiba-tiba bisa jadi semangat ya? Hmm.. Mungkin pikiran sedikit terbuka. Selama ini yang dilakukan cukup sia-sia. Masuk dan terlibat di organisasi yang susah banget diajak kerja sama. Okelah, nggak ada yang bisa diperoleh dengan gampangnya. At last, sudah dicoba dan sudah berusaha, sudah setengah jalan juga. Tanggung jawab yang sudah diambil harus dijaga komitmennya sampai akhir. Betul? Meskipun di tengah-tengah harus nangis berdarah-darah (lebay… :P). Hahaha.. Setengah tahun itu cepat koq. Lagipula sesuatu yang dilakukan dengan niat dan tujuan yang baik pasti hasilnya akan baik juga. Apapun komentar mereka, biarlah mengalir seperti air, raih yang bermanfaat, jangan dipikirkan yang tidak berguna. Ada kalimat bagus nih dari salah satu sumber inspirasi, “ No matter how hard you cry as long as you never give up. “ Selama kamu nggak nyerah, seberapa banyakpun air mata dan keringat yang harus dikeluarkan, yakinlah pasti akan setimpal dengan hasil yang akan kamu peroleh. Mereka bisa berkata apapun karena mereka melihat, bukan karena mereka ada di posisi kamu. Jika kamu yakin apa yang kamu lakukan itu benar dan pastinya dengan niat penuh, nggak usah takut! Hehe..
     Tugas kuliah sudah, organisasi sudah, apalagi ya..? Hmm… Maybe something that you call love. Right? Hahaha.. Nah, pas banget bahas tentang cinta sambil dengar lagu Everything I do-nya Bryan Adams. =D Sudah terlalu lelah, mungkin itu yang dirasakan sekarang. Datang begitu tiba-tiba tapi hasilnya tak pernah bisa ditebak. Belum lagi menghadapi cinta bertepuk sebelah tangan lah, bla bla bla.. Dan susahnya jadi perempuan ya kamu harus menunggu sebuah kepastian yang tak kunjung pasti-pasti. =D Apa kata-kata yang ditujukan buat perempuan yang mulai gerak duluan dalam situasi seperti ini? Yup! Agresif. Meskipun kata orang-orang zaman sekarang sudah emansipasi wanita tapi ya tetap aja perempuan dan laki-laki selalu dibedakan. Kesadaran masing-masing lah. Mendambakan percintaan yang sempurna hanya ada di negeri dongeng. Bahkan negeri dongeng pun tak seindah yang dibayangkan. Lihat aja Cinderella, harus jadi pembantu dan disiksa dulu baru bisa bahagia sama pangerannya. Haha.. Terlalu banyak berharap hanya membuatmu menanti sebuah kekecewaan yang lebih dalam. Tapi, punya quote nih yang bagus, “ Dengan berharaplah maka kamu punya semangat untuk menggapainya. “ Jadi, jangan lelah untuk selalu berharap ya? =) Kecewa itu resiko koq. Hidup itu berwarna, nggak ada yang abadi dan sempurna. Yang paling penting, jadilah dirimu sendiri di depan maupun di belakangnya! Bukan berarti kamu nggak harus berubah lho. Kalau sifat dasar kamu jelek dan buat dia illfeel masa kamu tetap mau jadi diri kamu sendiri? Hahaha.. Perubahan yang bikin kamu jadi lebih baik itu justru bagus. Kamu nggak hanya bagus di mata dia tapi juga di mata orang lain. Orang lain akan lebih menghargai kamu. Maksudnya jadi diri sendiri itu mungkin lebih ke arah jangan jadi diri orang lain. Misalnya, kamu tahu dia suka sama si A terus kamu mati-matian mengubah diri jadi si A. Pada akhirnya kamu hanya akan capek karena yang dia pilih pasti tetap si A. Hahaha… Setiap orang punya keistimewaan masing-masing. Jodoh nggak akan bisa dipaksakan meskipun bisa diperjuangkan. Ceile~