1 tahun kepengurusan PVVD 2012-2013
tinggal 2 minggu lagi. Itukah yang ditunggu? Akhirnya bisa lebih santai dan
lebih memfokuskan diri ke kuliah yang memang sudah seharusnya dilakukan sejak lama.
Semangat di awal walaupun patah di tengah tetapi tetap harus kembali lagi di
akhir. Seperti yang kutahu, pembelajaran tak pernah berhenti hingga kita
berhenti mencoba. 1 tahun bukanlah waktu yang singkat tetapi tanpa disadari
semuanya akan segera berakhir. Apa yang seharusnya dirasakan? Sedih? Senang?
Puas? Sulit untuk digambarkan.
Terima kasih Adi Wira karena telah
memberikan kesempatan yang luar biasa ini. Terima kasih Mona, Mellin, Shieldy,
Sari, Nanan, Ulil, dan Nana karena telah membantu dan bekerja sama selama 1
tahun kepengurusan ini. Tanpa kalian, aku bukanlah aku yang sekarang. Banyak
suka dan duka yang kita lalui bersama. Kesenangan kadang membuat kita lupa akan
sekitar kita. Masalah-masalah yang ada selalu mampu membuat kita berargumen
satu sama lain tapi yakinlah itu yang membuat kita semakin dekat dan akrab. Terima
kasih untuk kesediaan kalian menerima kekurangan dan keegoisan yang mungkin
saja keluar dari dalam diri ketika berhadapan dengan kalian. Di sini kita
sama-sama belajar dan yakinlah ini bukan suatu hal yang sia-sia.
Terima kasih divisi Bursa PVVD 2012-2013,
anak-anakku, Denny, Arko, Neko, Susan, dan Irene a.k.a Bapao. Terima kasih
untuk telah bekerja lebih dari yang kalian bisa. Terutama untuk Denny, terima
kasih telah menerima posisiku sebagai BPH pendampingmu yang mungkin tidak
sesempurna yang kamu bayangkan. Semangat yang menurun di tengah-tengah
kepengurusan sangatlah wajar tetapi mudah-mudahan semua dapat menjadi
pembelajaran yang berharga. Banyak kenangan dan kejadian yang sama-sama kita
jalani tadinya dan aku menyadari di tengah-tengah kepengurusan, semuanya
mendadak berubah. Aku tidak mengerti apa yang telah terjadi. Dapatkah kalian
memberitahuku? Semua yang telah terjadi memang tidak bisa dikembalikan tetapi
akan lebih baik jika hal itu dapat menjadi koreksi untuk ke depannya. Bukan
seperti ini yang kuharapkan di akhir tapi tak ada yang dapat dilakukan.
Semuanya terjadi begitu saja tanpa dapat dikendalikan. Terima kasih untuk
saat-saat tertawa dan bercanda bersama kalian. 1 tahun ini tidak berharga tanpa
kehadiran kalian. Masih ingatkah apa yang kalian lakukan saat hari ibu tahun
lalu? Sesuatu yang sederhana kemudian kalian ubah menjadi sesuatu hal yang
sanggup membuat hati ini luluh. Hari itu mungkin tidak akan terlupakan. Jika 1
saja harapanku terkabul, semoga hari-hari itu bisa kembali walau hanya dalam 1
hari dapat kurasakan. Pada akhirnya, satu kata yang mungkin sangat diusahakan
untuk tidak diungkapkan adalah kata “maaf”.
Harapan tulus dari seseorang yang
benar-benar peduli adalah “Apapun yang kalian lakukan di hari esok, berusahalah
semampu kalian. Dahulu mungkin ada dorongan dan semangat dari seseorang di sana
tetapi suatu saat mungkin ia akan menghilang seperti yang sudah seharusnya. Doa
dan kasih sayang yang diberikannya tak akan pernah pudar walau ia tak
mendapatkan sebaliknya. Mata itu telah berubah, begitu pula dengan kehangatan
yang ada, tetapi perasaan yang benar-benar tulus akan selalu diam di sudut hati
walaupun kalian tidak menyadarinya. Tak ada yang lebih baik daripada senyuman atau
tawa yang tulus.”