About Me

My photo
"..no matter how hard you cry as long as you never give up.."

Saturday, April 6, 2013

Senyuman atau Tawa yang Tulus


            1 tahun kepengurusan PVVD 2012-2013 tinggal 2 minggu lagi. Itukah yang ditunggu? Akhirnya bisa lebih santai dan lebih memfokuskan diri ke kuliah yang memang sudah seharusnya dilakukan sejak lama. Semangat di awal walaupun patah di tengah tetapi tetap harus kembali lagi di akhir. Seperti yang kutahu, pembelajaran tak pernah berhenti hingga kita berhenti mencoba. 1 tahun bukanlah waktu yang singkat tetapi tanpa disadari semuanya akan segera berakhir. Apa yang seharusnya dirasakan? Sedih? Senang? Puas? Sulit untuk digambarkan.

            Terima kasih Adi Wira karena telah memberikan kesempatan yang luar biasa ini. Terima kasih Mona, Mellin, Shieldy, Sari, Nanan, Ulil, dan Nana karena telah membantu dan bekerja sama selama 1 tahun kepengurusan ini. Tanpa kalian, aku bukanlah aku yang sekarang. Banyak suka dan duka yang kita lalui bersama. Kesenangan kadang membuat kita lupa akan sekitar kita. Masalah-masalah yang ada selalu mampu membuat kita berargumen satu sama lain tapi yakinlah itu yang membuat kita semakin dekat dan akrab. Terima kasih untuk kesediaan kalian menerima kekurangan dan keegoisan yang mungkin saja keluar dari dalam diri ketika berhadapan dengan kalian. Di sini kita sama-sama belajar dan yakinlah ini bukan suatu hal yang sia-sia.

            Terima kasih divisi Bursa PVVD 2012-2013, anak-anakku, Denny, Arko, Neko, Susan, dan Irene a.k.a Bapao. Terima kasih untuk telah bekerja lebih dari yang kalian bisa. Terutama untuk Denny, terima kasih telah menerima posisiku sebagai BPH pendampingmu yang mungkin tidak sesempurna yang kamu bayangkan. Semangat yang menurun di tengah-tengah kepengurusan sangatlah wajar tetapi mudah-mudahan semua dapat menjadi pembelajaran yang berharga. Banyak kenangan dan kejadian yang sama-sama kita jalani tadinya dan aku menyadari di tengah-tengah kepengurusan, semuanya mendadak berubah. Aku tidak mengerti apa yang telah terjadi. Dapatkah kalian memberitahuku? Semua yang telah terjadi memang tidak bisa dikembalikan tetapi akan lebih baik jika hal itu dapat menjadi koreksi untuk ke depannya. Bukan seperti ini yang kuharapkan di akhir tapi tak ada yang dapat dilakukan. Semuanya terjadi begitu saja tanpa dapat dikendalikan. Terima kasih untuk saat-saat tertawa dan bercanda bersama kalian. 1 tahun ini tidak berharga tanpa kehadiran kalian. Masih ingatkah apa yang kalian lakukan saat hari ibu tahun lalu? Sesuatu yang sederhana kemudian kalian ubah menjadi sesuatu hal yang sanggup membuat hati ini luluh. Hari itu mungkin tidak akan terlupakan. Jika 1 saja harapanku terkabul, semoga hari-hari itu bisa kembali walau hanya dalam 1 hari dapat kurasakan. Pada akhirnya, satu kata yang mungkin sangat diusahakan untuk tidak diungkapkan adalah kata “maaf”.

            Harapan tulus dari seseorang yang benar-benar peduli adalah “Apapun yang kalian lakukan di hari esok, berusahalah semampu kalian. Dahulu mungkin ada dorongan dan semangat dari seseorang di sana tetapi suatu saat mungkin ia akan menghilang seperti yang sudah seharusnya. Doa dan kasih sayang yang diberikannya tak akan pernah pudar walau ia tak mendapatkan sebaliknya. Mata itu telah berubah, begitu pula dengan kehangatan yang ada, tetapi perasaan yang benar-benar tulus akan selalu diam di sudut hati walaupun kalian tidak menyadarinya. Tak ada yang lebih baik daripada senyuman atau tawa yang tulus.”

Sunday, January 13, 2013

Hentikanlah Waktu

     Kusadari tak tahu kapan hal ini mulai mengganggu pikiranku lagi. Ia yang sangat ingin dilupakan selalu hadir membayangi kehidupan dengan segala harapan palsu. Banyak hal darinya yang membuatku tak bisa lupa. Kejahilan, senyuman, kata-kata, kejenuhan, amarah, semuanya cukup unik untuk diingat. Ia bukan seseorang yang istimewa tapi selalu ada ruang nyaman ketika ia ada di dekatku. Bukanlah seseorang yang dapat memperlakukan orang lain dengan cara yang spesial, itulah dia. Apa yang dilakukannya hari ini padamu mungkin akan dilakukannya pada orang lain esok hari. Untuk itulah, aku tak ingin berharap kedua kali. Seorang teman pernah mengatakan bahwa jika seseorang benar adalah untukmu maka istimewa adalah dirimu dan bukanlah orang lain.
     Cemburu bukan jalan untuk menyampaikan kata hati padanya. Hal itu hanyalah akan membuat dia semakin menjauh. Haruskan menjadi Ainun yang selalu mendukung walau jauh? Namun dapatkah ia seperti Habibie yang tetap setia pada Ainun? Yang mengenalnya lebih jauh mungkin hanya aku, tapi ia mengenal sifat semua orang bahkan bukan ia yang paling mengenalku. 
     Apa arti cinta? Mengapa terkadang ia begitu menyiksa? Begitu buta hingga yang tenggelam di dalamnya mampu melakukan apapun. Hati yang terluka pun terabaikan hanya demi melihat sosoknya setiap hari. Sampai kapan harus mengalah? Sampai kapan harus membiarkannya berbuat apapun yang diinginkan? Bolehkah aku mengucap suatu permohanan? "Hentikanlah waktu ketika ia di dekatku!" Dan mungkin akulah salah satu orang terbodoh di dunia karena hal seperti ini.